EmitenNews.com - Founder sekaligus Ketua Yayasan Syariah Hardjuno Wiwoho (SHW) Center, Hardjuno Wiwoho mendukung keputusan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melarang layanan perdagangan online melalui aplikasi marketplace TikTok Shop. 


Dukungan SHW Center ini lantaran, perusahaan asal China ini mematikan banyak usaha rakyat di sector Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. 

 

"Kita dukung keputusan tersebut. Selama ini, TikTok Shop menjadi predator bagi sektor UMKM. Padahal perekonomian nasional, sangat bergantung kepada sector usaha kecil ini," papar Hardjuno di Jakarta, Rabu (4/10).

 

Pernyataan Hardjuno ini merespon TikTok Shop yang menerapkan predatory pricing yang berdampak kepada ambruknya pelaku UMKM. 


Menurut Hardjuno, negara harus hadir melindungi rakyatnya, utamanya masyarakat yang bergelut di sector UMKM. Sebab sejarah membuktikan, sector UMKM ini menjadi lokomotif utama ekonomi di saat krisis.

 

Sekar Laut (SKLT) bakal melakukan stock split dengan rasio 1 banding 10. Dengan skenario itu, harga saham perseroan akan menjadi Rp200-300 per lembar dari harga terkini Rp2.000-3.000 per lembar. Selain itu, harga nominal akan menjadi Rp50 dari saat ini Rp500.

 

Kalau rencana tersebut mendapat lampu hijau dari investor, saham beredar perseroan akan meluber. Yaitu, akan berjumlah 6.907.405.000 helai alias 6,9 miliar eksemplar. Menanjak signifikan dari sebelum pemecahan nilai saham di kisaran 690.740.500 lembar atau 690,74 juta lembar.

 

Rencana itu, telah mengantongi persetujuan prinsip dari operator pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemecahan saham kalau tidak meleset dari skema akan dilaksanakan pada 21 November 2023. Itu setelah mendapatkan restu dari pemodal dalam ajang rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa pada 9 November 2023. 

 

Perdagangan saham dengan nominal baru pasar reguler dan pasar negosiasi pada 22 November 2023. Lalu, perdagangan saham di pasar tunai mulai pada 24 November 2023. Stock split itu, dilatari oleh lonjakan harga saham dari Rp500 per lembar menjadi Rp2.500 per eksemplar. 

 

Lompatan harga saham itu, dipicu oleh performa dan kinerja perseroan terus menunjukkan perbaikan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, supaya harga saham perseroan lebih terjangkau oleh masyarakat luas, perseroan memandang perlu mengambil tindakan berupa aksi korporasi stock split.