EmitenNews.com - PT Mark Dynamic Indonesia Tbk (MARK) merupakan produsen cetakan sarung tangan yang memiliki sejumlah customer pemain besar sarung tangan di berbagai negara seperti malaysia,Thailand hingga China. Partner bisnis MARK itu juga bisa dibilang saham blue Chip nya di Bursa Efek Malaysia. Begitu juga di Thailand ada perusahaan bernama Sri Trang yang bisa dikatakan masuk dalam kategori LQ45 nya bursa Thailand. Beberapa perusahaan Client berkelas MARK antara lain  Artalega, Bluesail, INTCO, Halyard, Kossan,DPL ,Vietglove ,VRG  Khai Hoan JSC dan ZhonGhong Pulin.

 

Lebih hebat lagi di tengah pandemi margin dari industri sarung tangan itu bisa menyentuh 100%.  Secara garis besar rencana bisnis untuk 5 tahun kedepan perseroan mencanangkan rencana akuisisi perusahaan-perusahaan baru atau menggandeng strategic partner.  Namun saat ini baru masuk ke tahap awal di kalangan internal. “Perseroan mengincar perusahaan-perusahaan yang bisa menguntungkan untuk menopang pertumbuhan margin dan profit. Kemungkinan Mark Dynamic akan mengakuisisi perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan, “kata Ridwan Goh kepada Media, Selasa (12/4/2022).

 

Ridwan menambahkan,  Mark Dynamics (MARK) saat ini sedang menyusun rencana pengembangan bisnis berkelanjutan dengan mencari investor strategis dari foreign untuk melakukan placement atau aksi korporasi. “ Kita planningnya sebagai  refloatnya 40 persen, benefit lagi buat tax & redaction dan liquidity karena jika tanpa adanya liquidity maka fund manager tidak mau masuk,” jelasnya.

 

Ditambahkan Ridwan, jangka panjang jika suatu saat akan melakukan ekspansi terutama anorganik perseroan tidak menggunakan uang atau cash owner lagi tetapi bisa memanfaatkan investor.

 

Diperkirakan pemegang saham pengendali MARK  akan melakukan placement sekitar 20% kepemilikan sahamnya kepada publik atau investor lain dengan perkiraan pelaksanaan menggunakan harga pasar. Di sisi lain untuk investor publiknya MARK ditargetkan bertumbuh hingga menjadi 10.000 investor, dimana saat ini investor publik Mark Dynamics baru 4.000.

 

Perseroan lanjut Ridwan, menargetkan untuk tahun ini bisa masuk dalam Indeks Kompas 100 dan untuk berikutnya IDX30. Hal ini bukan mustahil bagi MARK lantaran capaian saat ini likuiditas yang memadai dan market cap yang cukup besar dengan target jangka menengah bisa masuk LQ45.

 

Adapun pada saat IP  pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017 market cap dari Mark Dynamic hanya Rp250 miliar. Saat ini sudah melonjak sangat signifikan menjadi sekitar Rp5 triliun seiring dengan kinerja keuangan yang terus membaik setiap tahunnya. Dahulu MARK hanya membukukan laba sekitar Rp40 miliar namun tahun 2021 telah membukukan laba Rp392,15 miliar.

 

Pertumbuhan tahun ini secara optimis ditargetkan tetap naik double digit. Torehan itu tak terlepas dari ekspansi bisnis yang dilakukan pada tahun 2021 dengan pembangunan pabrik ketiganya. Mark Dynamic di tengah pandemi mampu merekrut sekitar 1000 tenaga kerja baru dengan standar pelatihan khusus yang dilakukan untuk melakukan full capacity pada pabrik tersebut.

 

Saat IPO Mark Dynamics (MARK) mengantongi dana segar sekitar Rp40 miliar dengan pelepasan 20% saham.