EmitenNews.com - Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Yuddy Renaldi mengungkapkan, sebagai bank yang beroperasi di wilayah operasi Kereta Cepat Whoosh, pihaknya berkeinginan bisa menjadi bank transaksi Kereta Cepat Indonesia - China (KCIC).
Menurutnya, Bank BJB layak untuk mengambil alih transaksi Kereta Cepat Whoosh, karena BJB telah terbukti banyak menjalin kerjasama dengan BUMN lain.
"Kami sudah banyak kerjasama dengan BUMN lain seperti Bulog, RNI, Telkomsel, sudah jadi part bisnis. Selain itu holding maunya masuk juga dan itu sudah dilaksanakan," kata Yuddy di acara media briefing Perbanas : Memperkuat Ketahanan Domestik di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, di Padalarang, Jumat (24/11/2023).
Untuk maksud tersebut pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Whoosh. "Karena ujungnya kalau untuk Bank BJB kami memang ingin jadi bank transaksi," sambungnya.
Masalahnya, seperti diungkap Yuddy, hingga saat ini seluruh aliran transaksi keuangan Whoosh masih dikuasai oleh bank asal China, yakni Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). Namun, saat ini perseroan sedang melakukan komunikasi dengan PT KCIC agar bisa menjadi bank yang mengelola transaksi secara penuh di Whoosh.
Yuddy mengatakan, saat ini pembayaran tiket Whoosh melalui bank BJB dapat dilakukan dengan QRIS maupun kartu Namun, aliran transaksinya berada di ICBC.
"Tapi uang poolingnya itu di bank China, dan direktur keuangannya juga orang China, jadi kami sudah ketemu," lanjutnya.
Yuddy menambahkan, proses dalam pengambilalihan transaksi pembayaran kereta cepat tersebut tidak mudah karena membutuhkan prosedur yang panjang.
"Bahkan sebenarnya mereka membuka wacana, tapi prosedurnya memang mohon maaf agak panjang juga. Ujungnya bisa disetujui bisa enggak dengan mereka," pungkasnya.(*)
Related News

PPH 21 dan PPN Bawa Penerimaan Pajak Bulan Maret Alami Rebound

Percepat Program Prioritas, Pemerintah Buka Blokir Anggaran Rp86,6T

Indonesia Bersaing dengan 72 Negara dalam Negosiasi Tarif dengan AS

BPS: April 2025 Terjadi Inflasi 1,95 Persen YoY

Lagi; Harga Emas Antam Turun Rp20.000 per Gram

Bank Minta Agunan KUR di Bawah Rp100 Juta, Siap Terima Sanksi