EmitenNews.com - Pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sedikitnya 4 jurus menekan pengangguran Indonesia yang saat ini tembus 7,28 juta orang.

Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-23 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025), Menkeu menyebutkan, pertama, mengenai penurunan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah akan terus memperkuat program penguatan link and match.

Kedua, peningkatan kualitas tenaga kerja dengan menghubungkan antara sektor pendidikan dengan dunia usaha.

Jurus ketiga, memperkuat sistem informasi pasar kerja. Keempat, pemerintah bakal memperkuat program peningkatan kompetensi angkatan kerja.

Pada tahun lalu, sejatinya jumlah pengangguran di Indonesia turun. Berdasarkan datanya, pengangguran di Indonesia hanya 4,91 persen pada Agustus 2024.

"Apabila APBN digunakan secara efektif, selektif, dan hati-hati kita akan terus mampu menjaga Indonesia dan terutama menjaga kelompok masyarakat yang paling rentan," kata Menkeu yang dikarib disapa Mbak Ani itu.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), masih ada 7,28 juta pengangguran per Februari 2025. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) memang turun dari 4,82 persen di Februari 2024 ke 4,76 persen pada Februari 2025, tapi jumlah pengangguran sebenarnya naik.

Dalam catatan BPS, ada tambahan pengangguran 83.450 orang dibandingkan Februari 2024. Kondisi ini mengemuka, karena 153,05 juta orang yang berstatus angkatan kerja tidak seluruhnya mendapatkan pekerjaan.

"Dari angkatan kerja tersebut, tidak semua terserap di pasar kerja. Terdapat jumlah orang menganggur sebanyak 7,28 juta orang," ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

Mirisnya, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa 1,01 juta orang pengangguran di Indonesia merupakan lulusan universitas alias S1.

Sedangkan 177 ribu pengangguran lainnya jebolan diploma. Lalu, 1,62 juta pengangguran merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Selain itu, 2,03 juta pengangguran di Indonesia berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian, 2,42 juta lainnya adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). ***