EmitenNews.com -Fokus di sektor jasa pertambangan menjadi optimism PT PP Presisi (Persero) Tbk (PPRE) bakal menorehkan pertumbuhan bisnis yang lebih baik di 2024. Perseroan beralasan, seiring dengan maraknya pembangunan smelter dijamin menjaga bisnis perseroan stabil dan berlanjut.

Direktur Utama PP Presisi, I Gede Upeksa Negara mengatakan, fokus perseroan di sektor pertambangan dinilai makin efektif dengan alat alat yangd dimiliki saat ini. Apalagi operasionalnya tidak jauh berbeda dengan sektor kontruksi yang selama ini dilakukan perseroan, “Dengan portofolio kita 80% di sektor pertambangan, maka di tahun depan kita menyiapkan capex Rp900 miliar,”ujarnya di Jakarta.

Disampaikannya, penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) tersebut sekitar Rp880 miliar untuk alat sektor pertambangan dan sisanya untuk civil work dan pembangunan IT di kantor pusat dan unit usaha kerja. Kemudian untuk sumber capex berasal dari penerbitan obligasi berkelanjutan tahap dua sebesar Rp 800 miliar dan sisanya dari kas penjualan.

Perseroan, lanjut I Gede Upeksa, menargetkan kontrak baru tahun depan sebesar Rp 8 triliun. Dimana Rp2,5 triliun dari sektor pertambangan. Lalu untuk target penjualan ditargetkan sebesar Rp5,9 triliun di 2024. Dimana Rp4,3 triliun penjualan bersumber dari proyek careoffer tahun 2023 dan sisanya Rp1,5 triliun dari proyek baru 2024.

Selanjutnya, dalam menjaga pertumbuhan bisnisnya perseroan akan terus mengejar utang tidak tertagih dengan berbagai pendekatan baik secara persuasif hingga proses hukum. Sampai dengan September 2023, PPRE meraih kontrak baru dengan total mencapai Rp 4,9 triliun atau mencapai 70% dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2023. Capaian kontrak baru tersebut meningkat 69,2% secara year on year (yoy) dibandingkan September 2022 sebesar Rp 2,93 triliun. 

Dimana target perolehan kontrak baru tahun 2023 perseroan mencapai Rp 6-7 triliun, dimana komposisi terbesar adalah pekerjaan jasa pertambangan dan jasa konstruksi sipil sebagai core business Perseroan. “Sebagai perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat, kami yakin jasa pertambangan dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan dan dapat memberikan dampak positif bagi Perseroan dalam rangka meningkatkan profitabilitas,“kata I Gede Upeksa.

Lalu dengan sisa waktu tiga bulan di tahun 2023 ini, dirinya mengaku optimis dapat mencapai target akhir tahun dengan menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 2-3 triliun. Penambahan tersebut tetap diproyeksikan berasal dari beberapa proyek jasa tambang maupun jasa konstruksi sipil. “Harapan kami, dengan perolehan kontrak baru tahun 2023 ini dapat meningkatkan kinerja secara optimal pada tahun-tahun mendatang,”ujarnya.

Sebagai informasi,  nilai kontrak baru ini didominasi oleh perseroan yang berkontribusi menyumbang nilai pemasaran sebesar Rp 4,1triliun atau 84% dari total nilai kontrak baru dengan sisanya diperoleh dari entitas anak PPRE. Sedangkan berdasarkan lini bisnis perseroan, kontrak baru didominasi dari sektor jasa pertambangan sebesar 78% atau sebesar Rp 3,8triliun, disusul oleh jasa konstruksi sipil sebesar 18%.