Harga Melesat hingga Kena Suspensi, Ini Klarifikasi Manajemen LUCY
Ilustrasi restoran Lucy in the Sky milik PT Lima Dua Lima Tiga Tbk
EmitenNews.com - Saham PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) tiba-tiba jadi sorotan setelah harganya melesat dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan cepat ini memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) mengirimkan sinyal Unusual Market Activity (UMA) dan menjatuhkan suspensi cooling down untuk meredam euforia pasar.
Direktur Utama LUCY, Hermansyah, menjelaskan bahwa pada 3 Desember 2025, Perseroan menerima surat elektronik dari BEI terkait munculnya pergerakan harga yang dianggap tidak biasa. Karena itu, LUCY diminta menggelar Public Expose Insidentil untuk memberikan penjelasan resmi kepada pemegang saham dan publik.
Jika melihat kronologinya, harga penutupan saham LUCY naik bertahap dari Rp177 pada 28 November menjadi Rp194 pada 1 Desember, lalu Rp212 pada 2–3 Desember. Setelah sempat disuspensi, harga kembali naik ke Rp232 pada 4–5 Desember.
Hermansyah menegaskan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana aksi korporasi dan tidak ada informasi material yang belum diumumkan. “Tidak ada informasi penting yang kami sembunyikan. Semua sudah kami sampaikan ke publik,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Senin, 8 Desember 2025.
Dengan penjelasan tersebut, manajemen berharap para investor mendapatkan gambaran jelas dan bisa mengambil keputusan secara bijak di tengah volatilitas harga saham LUCY.
Kinerja anjlok
Untuk diketahui, emiten pengelola restoran rooftop Lucy in the Sky ini mencatat kenaikan pendapatan pada Juni 2025 yaitu menjadi Rp41,56 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp39,21 miliar. Namun rugi bersih yang dicatat LUCY malah semakin dalam dibanding tahun lalu yaitu sebesar Rp10,46 miliar pada Juni 2025, dari Rp6,95 miliar pada Juni 2024.
LUCY juga mencatat total aset yang anjlok signifikan, dari Rp135,72 miliar pada Juni 2024 menjadi Rp118,26 miliar pada akhir Juni 2025. Namun demikian, liabilitasnya turun menjadi Rp58,96 miliar dibanding Rp65,93 miliar di Juni 2024.
Pemegang saham pengendali LUCY saat ini adalah PT Delta Wibawa dengan porsi kepemilikan 900.141.542 saham (59,42 persen) berdasarkan data registrasi efek LUCY yang berakhir pada 30 November 2025.
Pemegang saham terbesar lainnya adalah individu atas nama Dimas Wibowo yaitu sebanyak 383.584.486 saham atau sebesar 25,32 persen. Saham beredar di publik mencapai 227.297.865 atau 15,01 persen.
Related News
RLCO Listing, Harga Meledak 34,52 Persen!
Ganjar TINS idA+, Pefindo Berdalih Begini
Drop 156 Persen, Kuartal III UNTD Boncos Rp10,56 Miliar
Agresif! Promosi Desa Digital Serok 361,43 Juta Saham HALO
BWPT Tawarkan Surat Utang Rp500 M, Segini Bunganya
BEI Kulik Proses Akuisisi, Ini Penjelasan ASLI





