EmitenNews.com - Saratoga Investama Sedaya (SRTG) per 31 Maret 2023 menderita rugi Rp4,39 triliun. Terjun bebas 223 persen dari periode sama tahun lalu surplus Rp3,56 triliun. Akibatnya, rugi per saham dasar emiten besutan Sandiaga Uno itu, menukik tajam menjadi Rp325 dari posisi sama tahun sebelumnya surplus Rp264 per lembar.


Perosotan performa itu, menyusul kerugian perubahan nilai wajar efek Rp5,10 triliun, anjlok 231 persen dari edisi sama tahun lalu untung Rp3,89 triliun. Pendapatan bunga Rp8,65 miliar, melesat dari Rp3,87 miliar. Beban bunga Rp32,27 miliar, susut dari Rp54,04 miliar. Pendapatan dividen Rp5,83 miliar, merosot 95 persen dari periode sama tahun lalu sejumlah Rp141,46 miliar. 


Kerugian yang telah direalisasi atas instrumen derivatif Rp318 juta, jeblok 3.085 persen dari edisi sama tahun lalu untung Rp10,65 miliar. Keuntungan selisih kurs mata uang asing Rp31,28 miliar, melangit 350 persen dari periode sama tahun lalu tekor Rp12,51 miliar. Pendapatan operasional lainnya Rp3,76 miliar, melesat 596 persen dari edisi sama 2022 senilai Rp544 juta. 


Beban umum dan administrasi Rp63,10 miliar, bengkak dari Rp49,73 miliar. Beban sewa, pemeliharaan, dan perbaikan Rp2,93 miliar, naik dari Rp2,48 miliar. Beban operasional lainnya Rp1,77 miliar, susut dari Rp1,77 miliar. Rugi sebelum pajak penghasilan Rp5,16 triliun bengkak dari Rp3,93 triliun. Pendapatan pajak Rp768,43 miliar, melejit dari boncos Rp358,74 miliar. 


Jumlah ekuitas Rp55,42 triliun, susut dari episode akhir tahun lalu Rp59,81 miliar. Total liabilitas Rp2,32 triliun, mengalami penyusutan dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp3,95 triliun. Jumlah aset Rp57,74 triliun, menukik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp63,77 triliun. (*)