EmitenNews.com - Tripar Multivision Plus (RAAM) bakal menggeber initial public offering (IPO) senilai Rp232,3 miliar. Itu dengan melepas maksimum 929.200.000 lembar dengan harga pelaksanaan Rp224-250 per eksemplar. Penerbitan saham baru setara 15 persen itu, dibalut nilai nominal Rp60 per unit. 


Founder Multivision Plus Raam Punjabi berharap dengan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memberi warna baru bagi industri pasar modal Indonesia. Tidak hanya itu, Raam mendukung perusahaan bergerak bidang sejenis dapat menggalang dana segar di pasar modal, dan meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia.


”Puji Tuhan, niat baik manajemen mencari alternatif pendanaan melalui pasar modal berjalan lancar. Kehadiran Multivision Plus sebagai produsen film, dan industri kreatif dapat memacu perusahaan lain memberi warna baru bagi industri pasar modal,” harap Raam Punjabi, kala Due Diligence & Public Expose Tripar Multivision Plus di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (12/4).


Langkah IPO perusahaan merupakan milestone sangat penting. Pasalnya, dengan menjadi listed company bisa membuat tata kelola perusahaan makin baik. ”Tentu, kami ingin tata kelola perusahaan makin baik ke depan. Itu wujud komitmen perusahaan kepada para investor, dan pelaku industri perfilman tanah air,” tambah Whora Anita Raghunath, Direktur Utama Tripar Multivision.


Whora menambahkan, nanti dana hasil IPO 81,60 persen untuk modal kerja, dan 18,40 persen untuk tambahan suntikan modal kepada entitas usaha bidang bioskop. Selanjutnya, perusahaan telah memiliki strategi bisnis agar bisa bersaing dalam industri perfilman nasional. Strategi bisnis itu diharap meningkatkan performa keuangan. ”Menambah akuisisi, distribusi konten Indonesia, dan negara lain menjadi salah satu strategi bisnis akan dijalankan perseroan pada 2023,” tegas Amit Ramesh Jethani, Direktur Tripar Multivision Plus. 


Strategi bisnis telah dibuat manajemen Multivision Plus tentu dapat mendongkrak performa keuangan ke depan. Apalagi, saat dihantam badai Covid-19, portofolio keuangan mengalami penurunan cukup signifikan. ”Kami memproyeksi 4 tahun mendatang laba usaha meningkat 22,96 persen, net profit margin naik 33 persen hingga 2027 mendatang. Proyeksi itu, diiringi peningkatan jumlah penonton film Indonesia, dan pertumbuhan layar bioskop,” ujar Vikas Chand Sharma, Direktur Tripar Multivision.


Sejauh ini, ada sejumlah film berhasil diproduksi, dan mendapat tempat di hati penggemar yakni Soekarno, Si Manis Jembatan Ancol, Kuntilanak, Mangkujiwo, dan Tersanjung. Ke depan, Perseroan akan memproduksi film bergenre horor sesuai minat penonton tanah air. ”Saat ini, antusiasme terhadap genre film horor Indonesia sangat tinggi. Perseroan akan mengeluarkan beberapa produksi film horor,” tutup Amrit Punjabi, Direktur Tripar Multivision Plus.


Nah, dalam aksi korporasi kali ini, perseroan menunjuk UOB Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas Indonesia sebagai penjamin Pelaksana Emisi Efek. Sampai saat ini, perseroan sudah mengoleksi lebih dari 650 film. (*)