EmitenNews.com - Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd menyerok saham Tower Bersama (TBIG) senilai Rp45,22 triliun. Itu terjadi setelah Bersama Digital menyerok 14,13 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp3.200 per lembar.


Transaksi jumbo tersebut telah dilakukan pada 22, dan 26 April 2022. Bersama Digital Infrastructure membeli saham Tower Bersama dari sejumlah elemen. Pada 22 April 2022, Bersama Digital membeli 5,03 miliar saham Tower Bersama senilai Rp16,11 triliun. Saham setara 22,23 persen itu, dibeli oleh Bersama Digital dari Provident Capital Indonesia (PCI).


Selanjutnya, pada 26 April 2022, Bersama Digital memborong 5,65 miliar saham milik PT Wahana Anugerah Sejahtera (WAS) setara 24,97 persen senilai Rp18,10 triliun. Menyusul transaksi ini, Wahana Anugerah masih menguasai 9,26 persen setara 2,09 miliar lembar dari sebelumnya 34,23 persen alias 7,75 miliar lembar. 


Berikutnya, Bersama Digital membeli 398,43 juta lembar senilai Rp1,27 triliun dari Winato Kartono. Dengan penjualan itu, saham milik Winato berkurang 1,76 persen menjadi 91,71 juta lembar setara 0,4 persen dari sebelumnya 490,15 juta lembar alias 2,16 persen. Lalu, Bersama Digital menyerok 219,44 juta saham Tower Bersama milik Hardi Wijaya Liong senilai Rp702,22 miliar. 


Bersama Digital menyapu 128,52 juta lembar saham Tower Bersama milik Gavin Arnold Caudle senilai Rp411,27 miliar. Dengan transaksi itu, Gavin kini menguasai saham Tower Bersama 1,99 juta lembar alias 0,01 persen. Berkurang 0,57 persen dari sebelumnya 130,52 juta lembar setara 0,58 persen.  


Sekadar informasi, Bersama Digital Infrastructure merupakan entitas usaha dengan 35,17 persen saham di bawah kendali Lynwood Hills Investment Solution Pte. Ltd. Lynwood Hills Investment Solution Pte. Ltd. dikendalikan 100 persen Wahana Anugerah Sejahtera. Dan, Wahana Anugerah dimiliki PT Saratoga Investama (SRTG). 


So, Saratoga Investama memindahkan kepemilikan saham Tower Bersama dari Provident Capital dan Wahana Anugerah ke Bersama Digital Infrastructure Asia. Transaksi itu, klaim manajemen Saratoga, bentuk restrukturisasi pemegang saham dan divestasi. (*)