EmitenNews.com - PP Presisi (PPRE) per Oktober 2021 mencatat kontrak baru tembus Rp4,8 triliun. Meningkat 129 persen dari periode sama tahun lalu Rp2,1 triliun. Hasil itu, melampaui target 2021 sebesar 133 persen. 


”Ada tambahan kontrak baru Rp56,2 miliar selama Oktober berupa proyek structure work. Antara lain proyek Kejagung, LIPI Bandung, MRT, dan kontribusi anak usaha yaitu PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA) berupa Bendungan Kuwil,” tutur Mhd Wira Zukhrial, Direktur Peralatan dan SCM PP Presisi.


Secara komposisi per lini bisnis, perolehan kontrak baru saat ini didominasi mining services 49 persen, civil work 43,82 persen, dan sisanya dari production plant, structure work, dan heavy equipment rental 7,18 persen. Menyusul capaian kontrak baru itu, perseroan akan terus meningkatkan perolehan kontrak baru baik melalui sinergi dengan PP Group maupun dengan non Group. 


Perseroan juga akan terus mendorong PT LMA untuk dapat memperoleh kontrak baru pada sejumlah proyek konstruksi maupun mining sebagai upaya meningkatkan positioning sebagai main contractor pada pekerjaan civil work maupun sebagai kontraktor pada jasa tambang nikel. 


Nah, untuk sisa waktu tahun ini, perseroan optimistis dapat menambah perolehan kontrak baru Rp700 miliar hingga Rp1 triliun. Penambahan itu, dari beberapa proyek jasa tambang maupun infrastruktur yang tengah digarap. ”Kami berharap perolehan kontrak baru tahun ini dapat meningkatkan kinerja secara optimal pada tahun-tahun mendatang,” harapnya. 


Perusahaan bersama LMA bersama–sama melaksanakan pekerjaan pembangunan jalan tol Cinere Jagorawi seksi III bagian Jalan Tol JORR II (Jagorawi–Cinere–Serpong–Bandara) dengan nilai kontrak Rp1,1 triliun, dengan target penyelesaian pada Mei 2022. Proyek itu, mengalami akselerasi penuntasan pekerjaan proyek menjadi 12 bulan dari kontrak awal 16 bulan. 


Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) andal, dan kapasitas alat berat milik PP Presisi, dan LMA berjumlah kurang lebih 2.857 unit dengan merk-merk terpercaya. Tentu target percepatan penyelesaian proyek menjadi 12 bulan dengan lingkup pekerjaan jalan tol sepanjang 5,5 kilometer (KM), jumlah bangunan 12 jembatan, lima box traffic, 12 box saluran, tujuh gerbang tol, dua simpang susun, dan satu junction (8 ramp). ”Itu tantangan tersendiri dapat diselesaikan sesuai target, dan menjadi percontohan bagi proyek-proyek pembangunan Jalan Tol ke depan,” tegas Rully Noviandar, Direktur Utama PP Presisi sekaligus Komisaris Utama Lancarjaya Mandiri Abadi. (*)