EmitenNews.com - Sebagai salah satu pusat budaya Kotawaringin, Astana Alnursari mewarisi kekayaan budaya yang cukup lengkap. Karena itu, warisan budaya yang terletak di Kotawaringin Lama, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah tersebut  layak dikelola dengan baik sebagaimana layaknya sebuah museum. Ini bagian dari hasil penelitian para ahli dari Balai Arkeologi Kalimantan dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa, khususnya di Kalteng.


Demikian poin penting pidato Bupati Kotawaringin Barat  Hj Hurhidayah saat membuka acara ‘Rumah Peradaban’, di Astana Alnursari, Selasa (16/11/2021). Acara pembukaan tersebut disiarkan secara nasional melalui kanal zoom dan youtube.


“Astana Alnursari, salah satu cagar budaya yang menunjukkan kepada kita, bahwa Kotawaringin merupakan sebuah kerajaan besar, berjaya secara maritime,” kata Nurhidayah mengutip hasil penelitian para ahli dari Balai Arkeologi Kalimantan.


Rumah Peradaban sebenarnya merupakan program Balai Arkeologi Kalimantan. Karena Astana Alnursari  memiliki kekayaan budaya paling lengkap dan memadai, maka menjadi representasi dari semangat  kebhinekaan.


“Astana Alnursari, sebagai pewaris Kerajaan Kotawaringin layak menjadi contoh, bagaimana kebhinekaan hidup dengan baik di sini. Di tempat ini leluhur kita telah meletakkan  nilai-nilai dasar keadaban. Yaitu nilai yang harus terus kita lestarikan untuk kejayaan Kotawaringin Barat,” lanjut Nur Hidayah.


Nur Hidayah menyebutkan, di tempat itu banyak benda budaya yang umurnya sudah ratusan tahun, berasal dari warisan era Majapahit. Ada beberapa keris pusaka, yang pada masanya digunakan oleh Sultan. “Malah ada yang  sangat  tua dan langka yaitu Nekara, hasil kebudayaan Sebelum Masehi.”


Bupati meyakini, Kotawaringin merupakan kerajaan yang memiliki peradaban cukup tinggi dan maju pada zamannya. Karena itu, kata dia, kita, dan terutama anak-anak muda kita, harus bangga. Dan melalui Rumah Peradaban ini kita akan melestarikannya.”


Bupati Kobar mengajak masyarakat, jangan sampai melupakan sejarah. Bagi yang ingin melihat penggalan sejarah, khususnya situs-situs budaya yang masih tersimpan saat ini ada di Rumah Peradaban kita, yaitu Astana Alnursari.


“Dengan izin Allah SWT, izin seluruh leluhur, kejuriatan dan seluruh hadirin, maka Rumah Peradaban di Astana Alnursari resmi saya buka,” kata Nurhidayah sambil langsung memukul lonceng sebanyak tujuh kali tanda peresmain.


Di tempat yang sama. Kepala Balai Arkeologi Kalimantan, Nur Alam sangat gembira atas antusiasme Bupati Kotawaringin Barat dalam menyambut Rumah Peradaban ini.  Balai Arkeologi Kalimantan Selatan menyelenggarakan kegiatan selama tiga hari di Astana Alnursari, Kotawaringin Lama. Hadir para arkeolog dari Universitas Udayana Denpasar-Bali, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dan para peneliti dari Balai Arkeologi Kalimantan Selatan.


Selasa (16/11/2021) berlangsung diskusi bertema ‘Menggali Keragaman Nilai Budaya untuk Penguatan Karakter Bangsa’. Pembicara M Dwi Cahyono, Hartatik, Ida Bagus PP Yog. Sedangkan Rabu (17/11/2021) diskusi berlanjut, tentang ‘Arkeologi  dan Penciptaan Hari Ini’ dengan pembicara Rochtri Agung Bawono, dan  M Dwi Cahyono. ***