EmitenNews.com - Debut saham Sunindo Pratama (SUNI) kurang menggigit. Gagal merayu pelaku pasar. Akibatnya, saham perdana Sunindo hanya naik 2 poin menjadi Rp302 per lembar. Melesjit 0,7 persen dari harga Initial Public Offering (IPO) Rp300 per helai.


Pada pukul 10.33 WIB, saham Sunindo ditransaksikan 758.888 lot senilai Rp23,02 miliar dengan nilai kapitalisasi pasar Rp755 miliar. Saham Sunindo menyentuh level tertinggi Rp344, terendah Rp296, dan rata-rata berayun di posisi Rp303 per eksemplar. 


Sunindo menawarkan 600 juta lembar atau setara 24 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah setelah IPO. Dengan banderol harga IPO Rp300 per lembar, Sunindo meraup dana Rp180 miliar. Dana hasil IPO untuk pembelian sekitar 39,96 persen saham Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak usaha dengan kepemilikan saham 60 persen, pelunasan sebagian utang usaha RTM kepada supplier, modal kerja RTM, dan modal kerja perseroan. 


Sunindo berdiri pada Oktober 2002 bergerak bidang aktivitas penunjang industri minyak dan gas bumi (migas) utama industri pipa seamless. Berpengalaman dalam memproduksi, mendistribusikan produk-produk, dan jasa untuk memenuhi kebutuhan industri migas. Antara lain pipa seamless OCTG Tubing dan Casing, Wellhead dan Christmas Tree, DrillBit, Completion Equipment serta Wellhead Installation and Maintenance Services. 


Sunindo berencana melakukan ekspansi usaha berupa peningkatan kapasitas produksi pipa seamless OCTG tubing melalui akuisisi lahan untuk pembangunan pabrik serta pembelian mesin-mesin produksi dengan pelaksanaan ditarget pada kuartal 3 tahun 2023. 


Peningkatan kapasitas produksi ini merupakan upaya Perseroan meningkatkan pangsa pasar yang diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan Perseroan ke depannya serta untuk memperkuat industri pipa lokal dalam memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas serta mengurangi ketergantungan pada produk impor sejenis dari luar negeri. Hal ini sejalan dengan komitmen Perseroan mendukung program pemerintah telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 Juta BOPD (barrel oil per day), dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada 2030. 


Sunindo memperkirakan pendapatan konsolidasi pada 31 Desember 2022 sekitar Rp500 miliar, dan laba tahun berjalan sekitar Rp70 miliar. Tahun depan, perseroan memproyeksi pendapatan konsolidasi Rp596 miliar, dan laba tahun Berjalan Rp84 miliar, meningkat masing-masing 19,2 persen, dan 20 persen. (*)