EmitenNews.com - PT Murni Sadar Tbk. (MTMH) menuntaskan pengambilalihan 90 persen saham PT Riau Sarana Medika (RSM), yang berkedudukan di Pekanbaru pada 27 Maret 2024. Akuisisi senilai Rp52,4 miliar tersebut sejalan dengan strategi pengembangan bisnis Perseroan. Tujuannya, memperkuat dan memperluas jangkauan layanan kesehatan yang lebih komprehensif.

Dalam keterangannya Kamis (28/3/2024), Corporate Secretary MTMH, Armen Chandra menuturkan bawah MTMH telah menuntaskan akuisisi 90% saham yang telah ditempatkan dan disetor pada PT Riau Sarana Medika.

Saham sebanyak 72.000.000 helai itu milik Emdahril Mukhtar, Imran Janahar, Ardi Janahar, Asri Janahar dan Riswandi serta Agung Subarkat, Abdul Mutholib Rambe selanjutnya dari Ratna Saleh dan Sri Wahyu Maryuni serta Firdaus. Mereka pemegang saham dalam RSM yang dialihkan kepada Perseroan senilai Rp52.402.500.000 (Rp52,4 miliar).

"Akuisisi RSM ini sejalan dengan strategi pengembangan bisnis Perseroan. Tujuan dari akuisisi ini untuk memperkuat dan memperluas jangkauan layanan kesehatan yang lebih komprehensif," tuturnya.

MTMH juga mengharapkan adanya efisiensi operasional, sehingga dapat memberikan kontribusi positif atas kinerja keuangan konsolidasian pada masa yang akan datang.

Pengambilalihan RSM ini tidak ada berdampak material yang merugikan terhadap MTMH, baik terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan keberlangsungan usaha Perseroan. 

Sebelumnya, sepanjang 2023, Murni Sadar merugi Rp12,83 miliar. Itu berarti berbalik 119 persen dari periode yng sama tahun sebelumnya, dengan tabulasi laba Rp65,95 miliar. Dengan hasil itu, rugi bersih per saham dasar anjlok ke Rp6,2 dari periode sebelumnya surplus Rp33. 

Ironisnya, pendapatan tercatat Rp921,91 miliar, melesat 12 persen dari edisi sama 2022 senilai Rp822,28 miliar. Beban pokok pendapatan Rp697,30 miliar, bengkak dari sebelumnya Rp604,37 miliar. Laba kotor terakumulasi Rp224,61 miliar, naik tipis dari periode sebelumnya Rp217,91 miliar. 

Sementara itu, beban usaha Rp214,51 miliar, bengkak dari Rp146,58 miliar. Pendapatan keuangan Rp81,23 juta, berkurang jauh dari sebelumnya Rp1,11 miliar. Beban keuangan Rp37,24 miliar, membesar dari Rp34,25 miliar. Kenaikan nilai wajar properti investasi nihil dari sebelumnya senilai Rp33,09 miliar. ***