EmitenNews.com -  Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan Saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR). Hal itu disampaikan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M. Panjaitan, dalam keterangan resmi BEI, Jum'at, (18/3).

 

Berdasarkan pantauan EmitenNews.com, pada pagi ini saham SUPR yang saat ini memiliki market cap sebesar Rp80,74 triliun itu baru di transaksikan sebanyak 3 kali dengan volume sebanyak 300 dan nilai transaksi Rp21,29 juta hingga pukul 09:10 WIB.

 

"Suspensi atas perdagangan Saham SUPR di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 18 Maret 2022,"katanya.

 

Seperti diketahui, saham SUPR sebelumnya sempat disuspensi oleh BEI pada tanggal 24 Februari 2022. Di suspensinya saham SUPR tersebut lantaran peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

 

"Bursa menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan."terangnya. 

 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) atas perdagangan saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) sejak perdagangan tanggal 18 Februari dan di buka kembali pada 21 Februari 2022.

 

Saham SUPR sendiri pada sebelumnya telah melonjak 135,45 persen dari harga Rp20.850 per saham pada pembukaan di Senin 14 Februari dan ditutup pada level Rp49.300 pada penutupan Jumat 18 Februari 2022. Secara kalkulasi harga saham SUPR dalam sepekan naik Rp28.450.

 

Namun , dengan harga terakhir kemarin. Maka harga saham selama 6 bulan terakhir telah melonjak 859,12 persen dari harga Rp7.400 pada 2 September 2021 ke harga Rp70.975 pada penutupan, Rabu 23 Februari 2022.


PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) tahun ini optimistis menargetkan pendapatan bisa tumbuh 5%-6%. Menurut Direktur Utama SUPR, Juliawati Gunawan Halim, pasca akuisisi oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), SUPR masih tetap akan fokus pada bisnis utamanya. "Tentunya tahun ini kami masih akan fokus pada bisnis core kami yakni sebagai penyewaan menara kepada para operator," jelas dia dalam paparan Public Expose belum lama ini.


Adapun, saat ini SUPR juga tengah membidik peluang bisnis dari aksi merger antara PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) atau Tri Indonesia. "Kami sedang memonitor dampak dari adanya merger antara dua perusahaan tersebut," tambah Juliawati.