2013-2014: BBRI menembus market cap Rp200 triliun pada kuartal I-2013.

 

2015-2016: Market cap BBRI mencapai Rp300 triliun pada kuartal I-2015.

 

2017: Pada 10 November 2017, seiring perayaan 14 tahun BRI di bursa, BBRI kembali melakukan stock split dengan rasio 1:5.

 

2019: Berkat kinerja fundamental solid yang kemudian mendapat apresiasi dari investor, market cap BBRI menyentuh angka penting Rp500 triliun pada 2019. 

 

2020: Sepanjang 2020, pasar keuangan global terguncang akibat pandemi Covid-19. Saham BBRI juga ikut terimbas, kendati mengalami pemulihan yang relatif cepat.

 

2021:  Masih dalam fase pemulihan pandemi, market cap BBRI kembali menembus angka Rp500 triliun di kuartal I-2021. BRI juga sukses menggelar aksi korporasi berupa penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada 2021. Hal tersebut dilakukan seiring BRI membentuk Holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM.

 

Total raihan rights issue jumbo BRI mencapai Rp95,9 triliun yang terdiri atas Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi nontunai pemerintah berupa inbreng saham Pegadaian dan PNM, serta Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik. 

 

Pencapaian tersebut menorehkan sejarah sebagai right issue terbesar di kawasan Asia Tenggara, peringkat ketiga di Asia, dan nomor tujuh di seluruh dunia.