EmitenNews.com - Jumat (29/4/2022) ini merupakan hari ke-27 Ramadhan 1443 Hijriah bertepatan dengan /2022 Masehi. Umat Islam sebentar lagi berlebaran, setelah berpuasa sebulan lamanya. Jauh-jauh hari, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1443 H, Senin (2/5/2022), sesuai Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah 1443 H. Pemerintah masih akan menentukan kemudian.


Dalam keterangan yang dikutip Jumat (29/4/2022), untuk menentukan hal itu, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Jika dihitung mundur Lebaran yang ditetapkan Muhammadiyah dari hari ini, Jumat (29/4/2022), Lebaran 2022 kurang 3 hari lagi.


Seperti diketahui dalam maklumat yang sama, Muhammadiyah mengumumkan penetapan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Sabtu (2/4/2022). Sementara itu, sesuai hasil sidang Isbat, pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan puasa dimulai pada Ahad (3/4/2022), atau sehari setelah Muhammadiyah.


Untuk penetapan Lebaran 2022, Kemenag akan menetapkan 1 Syawal 1443 H melalui pemantauan hilal dan sidang isbat pada Minggu (1/5/2022). Sama dengan Kemenag, Nahdlatul Ulama (NU) juga menggunakan metode Rukyat atau Rukyatul Hilal dan Hisab untuk menentukan 1 Ramadhan atau 1 Syawal.


Menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag Kamaruddin Amin, Senin (25/4/2022), sidang isbat mempertimbangkan hasil hisab (perhitungan astronomis) dan hasil konfirmasi rukyatul hilal (pemantauan hilal). Meski begitu, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat mendatang sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, yakni ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.


Pada 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 2022, tinggi hilal di Indonesia antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat. Artinya, kata Kamaruddin Amin, secara hisab pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk kriteria baru MABIMS.


Jika secara rukyat, hilal terlihat dan benar memenuhi kriteria tersebut, maka Idul Fitri 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Namun, apabila hilal sulit teramati akibat musim pancaroba, kemungkinan pengamat hilal akan mengusulkan istikmal, yakni menggenapkan bulan Ramadhan menjadi 30 hari.


Kepada pers, ahli astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan, apabila pada masa pancaroba saat ini, potensi mendung dan hujan mungkin terjadi di lokasi rukyat. Jadi ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat.


BRIN memprediksi 1 Syawal 1443 H atau Idul Fitri 1443 H/2022 M jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Secara hisab, posisi bulan saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat.


Di luar itu, berdasarkan kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal di sebagian wilayah Indonesia saat Maghrib 1 Mei 2022, hilal kemungkinan bisa dirukyat atau diamati menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop. Meski demikian, Thomas mengatakan, tetap ada potensi perbedaan perayaan Idul Fitri 2022. ***