Adapun alasan yang kedua adalah MTEL memiliki neraca keuangan yang jauh lebih kurat dibandingkan perusahaan sejenis. Dengan rasio utang terhadap EBITDA kurang dari 2x, MTEL lebih terlindung dari dampak kenaikan suku bunga. 

 

Mitratel menjadi satu-satunya emiten menara telekomunikasi besar yang belum masuk indeks LQ45, atau 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham MTEL saat ini diperdagangkan pada kisaran price to book value (PBV) 1,91x, lebih rendah dibandingkan TOWR 3,53x dan TBIG 4,39x.

 

Dalam konsensus analis Bloomberg, sebanyak 23 sekuritas memberikan rekomendasi. Adapun yang merekomendasikan jual atau tahan tidak ada sama sekali. Konsensus sepakat saham MTEL setidaknya dapat menyentuh harga rata-rata sebesar Rp915.