Harga CFR PHCC China relatif stagnan pada awal 4Q22 karena permintaan dari pasar seaborne dihambat kondisi ekonomi yang lemah akibat berlanjutnya kebijakan nol COVID. Di saat yang sama, China mendapatkan peningkatan suplai dari darat (landborne), yakni dari Mongolia. 

 

Marjin pabrik baja melemah karena harga baja anjlok 7% q-o-q untuk Hot Rolled Coil dan 9% q-o-q untuk baja panjang (long steel). Produksi baja mentah terus menurun sejak September 2022. Namun, menuju akhir tahun 2022, sentimen pasar menjadi positif karena pemerintah memutuskan untuk melonggarkan pembatasan COVID, yang menunjang CFR PHCC untuk meningkat sampai melebihi AS$310. 

 

CFR PHCC China mencapai rata-rata sekitar AS$305 per ton pada 4Q22. Penerimaan kembali China terhadap impor dari Australia merupakan hal signifikan di pasar batu bara metalurgi, dengan harapan bahwa keunggulan saing berupa jarak yang lebih dekat dari Australia ke China dibandingkan dari para produsen di wilayah Atlantik akan mengubah preferensi para pembeli dari China. 

 

Batu bara Indonesia memiliki keuntungan yang sama dalam hal jarak angkut yang pendek ke China dan hal ini diperkirakan akan mendukung permintaan China terhadap batu bara dari Indonesia. 

 

PT Maruwai Coal PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (BEI: ADMR) mencapai kinerja operasional yang tinggi pada FY22, melampaui target produksi batu bara untuk tahun tersebut yang ditetapkan sebesar 2,8 juta ton – 3,3 juta ton walaupun harus menghadapi kondisi cuaca yang tidak normal. 

 

Produksi batu bara naik 47% menjadi 3,37 juta ton pada FY22, dibandingkan 2,30 juta ton pada 2021. Sejak dimulainya operasi pada konsesi PT Maruwai Coal pada tahun 2019, ADMR dapat 3 meningkatkan produksi dan penjualan secara konsisten. ADMR menargetkan penjualan pada kisaran 3,8 sampai 4,3 juta ton pada FY23. Volume penjualan batu bara pada FY22 mencapai 3,20 juta ton, atau naik 39% dari 2,30 juta ton pada FY21. 

 

ADMR mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 8,32 Mbcm pada FY22, atau naik 62% dari 5,15 Mbcm pada FY21. Hal ini mendorong peningkatan nisbah kupas menjadi 2,47x pada FY22, atau naik 10% dari 2,24x pada FY21. Pada FY22, ADMR menjual 85% batu baranya ke tiga negara, yakni Jepang, China dan India. Perusahaan berencana memasuki pasar-pasar baru pada tahun 2023 serta meningkatkan volume penjualan ke pasar domestik.

 

Batu bara Lampunut dari konsesi Maruwai Coal yang merupakan perusahaan anak ADMR dikenal dengan karakteristik batu bara kokas yang kuat, yang mendapat peringkat 9 untuk CSN (crucible swelling number) pada skala 1-9. Batu bara Lampunut juga memiliki kandungan abu sangat rendah dan vitrinit tinggi, sehingga menjadi produk batu bara metalurgi unik yang cocok sebagai bahan pencampuran (blending).