Ilusi Kue Pertumbuhan Ekonomi ala Purbaya: Siapa Dapat Porsi Terbesar?
Menteri Keuangan Purbaya. DOK/ISTIMEWA
Defisit transaksi berjalan pada Q2 melebar bukan karena lonjakan impor, melainkan akibat repatriasi dividen dan kupon — cerminan besarnya kepemilikan asing atas aset domestik.
3. Kapasitas Riil Harus Dikunci
Sektor manufaktur memang tumbuh 5,68%, namun energi ini hanya bermakna jika diiringi oleh investasi jangka panjang yang membawa teknologi dan inovasi. Tanpa fondasi struktural, pertumbuhan hanya bersifat siklis dan mudah memudar.
Mengonversi Partisipasi Menjadi Kontribusi
Tantangan utama Kementerian Keuangan ke depan adalah mengubah keterlibatan asing dari partisipasi sementara menjadi kontribusi pembangunan jangka panjang. Beberapa langkah strategis dapat dilakukan:
Insentif fiskal berbasis kontribusi nyata
Tax holiday atau tax allowance hanya diberikan kepada investasi yang mendukung transfer teknologi, R&D lokal, dan pengembangan SDM nasional.
Aturan reinvestasi domestik
Pemerintah perlu mewajibkan sebagian dividen perusahaan asing untuk direinvestasikan ke sektor prioritas seperti energi hijau, teknologi informasi, dan logistik.
Kebijakan local content yang lebih ketat
Setiap investasi baru harus memperkuat rantai pasok domestik dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.
Diversifikasi mitra investasi
Memperluas kerja sama dengan negara-negara non-tradisional seperti India, Uni Emirat Arab, dan negara-negara Afrika guna mengurangi ketergantungan terhadap negara maju.
Kepastian hukum dan stabilitas regulasi
Investasi jangka panjang membutuhkan prediktabilitas. Reformasi birokrasi dan konsistensi peraturan menjadi syarat utama menarik investasi produktif.
Editorial Call: Siapa yang Menikmati Kue Terbesar?
Ilusi "kue pertumbuhan" bukan sekadar retorika. Data 2025 menunjukkan Indonesia tumbuh 5,12%, namun porsi terbesar dari kue tersebut justru lebih banyak dinikmati oleh investor global ketimbang rakyat Indonesia sendiri.
Related News
Mitigasi Risiko Penempatan Dana Rp200 T + Rp76 T, Bakal Bagaimana?
Surat untuk Regulator: Lindungi Investor Ritel, Jangan Cuma Institusi
IHSG Akhir Tahun: Bocoran Panas IPO dan Window Dressing
5 RDTR Baru yang Akan Menciptakan Hotspot Bisnis 2026, Ada Apa Saja?
Mengapa Susah Menahan Sabar dalam Investasi Saham?
ESG Rating: Instrumen Transformasi Atau Ilusi Korporasi?





