EmitenNews.com — Pandemi Covid-19 terus melandai. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pelonggaran aturan penggunaan masker. Meski demikian, Jokowi menegaskan kegiatan di ruangan tertutup harus tetap mengenakan masker. Penggunaan masker tidak diwajibkan bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruang atau di tempat terbuka, dan tak padat orang.


"Pemerintah memutuskan melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka atau tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak pakai masker," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5/2022).


Apakah hal ini berpengaruh ke pasar modal, sehingga menjadi sentimen positif bagi perdagangan di Bursa Efek Indonesia ?


Menjawab hal itu, William Wibowo sebagai analis dari B-Trade mengatakan, tentunya hal ini bisa menjadi sentimen yang sangat positif untuk pasar modal hari ini. Keberhasilan penanganan kasus Covid selalu menjadi sentimen positif dan terbukti mampu mendorong penguatan IHSG. 


"Hal ini juga dikarenakan pelonggaran pembatasan usaha di semua sektor yang akan meningkatkan secara signifikan performa banyak emiten di pasar modal Indonesia," ujar Dia kepada Media, Rabu (18/5/2022).


Sementara itu, Analisis Elliott Wave IHSG menurut Wijen Pontus selaku Analis Kanaka Hits Solvera menjelaskan, IHSG berhasil ditutup menguat dan sempat menyentuh 6703 pada perdagangan kemarin. Penguatan ini merupakan bagian dari wave (a) dari wave B atau wave alt [iv]. Harusnya pagi ini, IHSG masih dapat menguat lagi dan menguji resisten 6703, jika tembus, IHSG akan menuju ke 6730 atau bahkan ke 6800. Tetapi perlu diperhatikan bahwa kenaikan ini sifatnya sementara, dan IHSG masih rawan untuk terseret turun lagi.


Lalu William Wibowo juga menanggapi soal nasib saham BUKA dan GOTO yang terus anjlok. Faktor apa saja yang membuat kedua saham tersebut merosot?

Menurut William Saham BUKA dan GOTO saat ini masih di fase downtrendnya. Hal ini disebabkan karena secara fundamental GOTO masih membukukan rugi bersih yang menyebabkan kekhawatiran investor untuk berinvestasi di GOTO. Untuk BUKA memang di Q1 2022 sudah berhasil membukukan Net Income yang positif namun mengingat tekanan jual yang besar di market serta kekhawatiran BUKA akan bernasib sama seperti GOTO menyebabkan harga sulit untuk kembali rebound.


Sentimen negatif lainnya untuk kedua emiten ini adalah katalis negatif dari kenaikan tingkat suku bunga the Fed yang membawa saham-saham teknologi di Amerika berguguran sehingga memberikan dampak negatif bagi psikologis investor di Indonesia di saham teknologi. 


Kemudian, pelemahan kedua saham tersebut, diperkirakan sampai kapan ? Cukup sulit untuk memperkirakan kapan downtrend ini akan berakhir. Diperlukan sentimen positif yang cukup signifikan untuk mendorong penguatan harga GOTO dan BUKA, kata William.


Adapun Support Penting BUKA saat ini berada di level 258, untuk GOTO Support selanjutnya berada di level Psikologis 174 dan 150.


Sedangkan untuk investor yang pegang saham GOTO dan BUKA, ada baiknya untuk mengurangi posisi di GOTO mengingat downtrendnya masih belum selesai, sedangkan untuk BUKA secara teknikal ada baiknya untuk wait & see sambil memperhatikan pergerakan harga apakah akan tertahan & rebound di level Support, ungkap William.


"Namun, Kami sarankan untuk para investor ingin beli saham GOTO dan BUKA untuk menunggu penurunan harga yang semakin terbatas dan indikasi adanya trend reversal, barulah para investor bisa mulai mencicil entry di kedua emiten ini," tutup Dia.